Siapa yang tidak kenal dengan Rujak Cingur, makanan khas yang berasal dari Jawa Timur.
Makanan ini adalah kombinasi dari beberapa sayuran dan cingur atau mulut sapi serta kental dengan bumbu petis.
Kalau kita jalan Jawa Timur atau khususnya ke surabaya maka kita akan mudah mendapati makanan ini hampir di beberapa tempat ada penjual rujak cingur.
Cara pembuatan rujak cingur ini tergolong mudah sebenarnya, tinggal menyiapkan beberapa sayuran seperti kangkung, bengkoang, tauge, tempe, tahu dan tidak lupa dengan memadukan cingur atau mulut sapi. yang sudah di rebus tentunya.
nah tinggal menyipakan bumbu yang terdiri dari cabai, pisang muda, kacang tanah yang sudah di goreng, gula merah serta bumbu petis yang menjadi ciri khas rasanya.
Setelah selesai tinggal di siram di atas sayuran yang sudah di padukan dengan cingur, selesai tingal di santap.
Nah berbicara tentang nama rujak cingur tentunya ada sejarah khusus kenapa bisa di namakan rujak cingur.
Jaman dulu di Masiran, ada raja Firaun Hanyokrowati. Pada suatu hari beliau
memanggil tukang masak kerajaan untuk membuatkan makanan spesial. Beliau mencoba semua masakan yang sudah di buat oleh tukang masak, tapi tidak ada yang cocok di lidah sang raja.
Suatu ketika punggawa
kerajaan menghadap Raja Firaun dan mengatakan ada seseorang yang ingin
menyajikan masakan buat raja. Dia bernama Abdul Rozak
dan dia menyajikan sebuah masakan yang dibungkus dengan daun pisang. Setelah raja mencicipi masakan itu, ia pun makan dengan
lahap dan keringatnya bercucuran saking pedasnya.
Sangking senangnya raja memberi hadiah sebuah kapal laut
yang mewah dan sebidang tanah, serta diangkat menjadi kepala juru masak
istana. Tapi, ia menolak dan hanya mau menerima kapal laut untuk
mengembara. Sang raja setuju asal ia mau memberikan resep masakan
tersebut. Abdul Rozak pun mengembara dengan kapal laut dan mampir ke
Tanjung Perak, Surabaya dan menyebarkan resep tersebut.
Karena di sana ia kesulitan mendapatkan
cingur onta, ia pun mengganti cingur onta dengan cingur sapi yang
ternyata menjadikan rasanya lebih sedap. Masyarakan di Surabaya pun
berdatangan ke Abdul Rozak untuk mencicipi rujak tersebut. Karena warga
sulit mengucapkan kata ‘rozak’, jadi mereka menamakan masakan ini ‘rujak
cingur’.